Kenapa sih kok SMA kita yang dipilih? "Waduh, kurang tahu ya, mungkin karena sekolahnya bagus. Nggak mungkin juga 'kan
kita ke sekolah yang biasa-biasa aja. Hehe!" terang Yunita yang
terpilih menjadi salah satu siswa karena diambil dari ekskul paskibraka
di sekolahnya.
Senin di minggu ini tidak seperti Senin yang biasanya. 24 September 2012 tepat pukul 08.30 WIB, rombongan itu sudah siap di aula untuk menikmati acara yang sudah dijadwalkan. Siapa rombongan itu? Ya! Mereka adalah teman baru bagi kami, sekitar 30 siswa terpilih dari SMA di Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang datang ke SMA N 15 Surabaya untuk "mengambil" ilmu kami.
Dibuka dengan tari Gambyong dari siswa kelas XII IPA, Winda, membuat semua bertepuk tangan. Disambung dengan tarian daerah NTB yang dibawakan oleh 3 wanita cantik. Tak hanya itu, Saman Queen Libels pun sukses membuat semua anak Mataram itu terperangah.
Para remaja Mataram rupanya juga sudah menyiapkan penampilan yang tak kalah menarik. Mulai dari lagu daerah, lagu almarhum King of Pop, Michael Jackson, Heal The World, hingga sebuah monolog. Fantastis!
Berlanjut dengan penjelasan dan paparan dari Pak Abu, tentang sejarah singkat dan prestasi SMA Negeri 15 Surabaya. Terlihat mereka sangat antusias. Begitu saat sesi pertanyaan dibuka, Maulana, pelajar SMA Negeri 4 Mataram pun mengangkat tangan untuk bertanya. "Adakah program kerja OSIS untuk bakti sosial?" tanya Maulana yang ditujukan kepada ketua OSIS Libels, Aufa Bassam. Pertanyaan pun langsung dijawab dengan Aufa, "Ada. 5 juta dari keuntungan pensi kita akan disumbangkan ke yang berhak. Sementara untuk program yang terjadwal, itu semua sudah dihandle Sie Kerohanian Islam (SKI)."
Pertanyaan selanjutnya dari siswa kelas XII IPA 1 yang bernama Azhari. Remaja berutubuh agak tambun itu bertanya mengapa pramuka diwajibkan bagi siswa kelas X dan bagaimana asal mulanya serta bagaimana proses perekrutan ketua OSIS. Pertanyaan pertama langsung dijawab oleh Pak Abu, beliau memaparkan bahwa pramuka sudah dianggap hilang oleh pemerintah dan atribut seragam pramuka yang sudah ditinggalkan, oleh karena itu untuk menggalakkan kembali pramuka dikalangan pelajar SMA, pemerintah pun mewajibkan ekstrakurikuler pramuka bagi siswa kelas X. Untuk proses perekrutan ketua OSIS, kembali dijawab oleh Aufa, "Untuk itu, dari OSIS sendiri kita punya LDKS yang selalu berbeda setiap tahunnya. Pemilihan ketua OSIS pun dilakukan secara demokrasi."
Terlepas dari semua sesi tanya-jawab, acara berkahir dengan foto bersama. Setelah itu, barulah rombongan ini kami bawa berkeliling Libels. Yang membuat heran, kenapa ada yang memotret kamar mandi? Mungkin akan dicontoh di sana...
Kenapa sih kok SMA kita yang dipilih? "Waduh, kurang tahu ya, mungkin karena sekolahnya bagus. Nggak mungkin juga, kan, kita ke sekolah yang biasa-biasa aja. Hehe!" terang Yunita yang terpilih menjadi salah satu siswa karena diambil dari ekskul paskibraka di sekolahnya.
Rupanya, Yunita dan kawan-kawannya tertarik untuk berkuliah di Surabaya. UNAIR dan ITS memang menjadi tujuan utama calon mahasiswa dari luar maupun dalam kota Surabaya. Namun, bukan berarti di Mataram tak ada perguruan tinggi yang 'bagus'. "Di sana yang jadi rebutan itu sih UNTRAM (Universitas Mataram), kebanyakan ada yang datang dari Bima, Dompu, Lombok, dll" jelas remaja berjilbab itu.
"Oh iya, di sini kalian gratis ya sekolahnya?" tanya Yunita sambil berjalan menuju koridor SMA Negeri 15 Surabaya. Mungkin memang suatu kebanggaan tersendiri bagi Surabaya, khususnya dari segi sekolah gratis. SPP yang masih tinggi di Mataram membuat sebagian siswa dari rombongan itu pun ingin bersekolah di Surabaya. Tak hanya itu, sistem try out yang dipakai di Libels juga menjadi masukan bagi mereka. "Enak juga sih kalau try out terus langsung UTS, kan belajarnya jadi satu" terang Yunita sangat tertarik.
Setelah dari Libels, kalian mau kemana nih?
"Kurang tahu, ya. Mungkin masih mau keliling Surabaya dulu, hehe. Belum nyicipin makanannya juga, kan" jawab Debby antusias. Di lobby Libels, sambil menunggu kawan mereka ganti baju, mereka pun menyempatkan foto bersama beberapa anggota OSIS Libels.
"Sudah, ayo cepat naik ke bus!" ajak bapak yang mendampingi mereka, yaitu Kasi Kepemudaan Dinas Pendidikan Mataram. Kami pun mengantar mereka hingga ke dalam bus. Beberapa anak juga meminta nomor telepon kami. "Sudah, ikut kami saja!" teriak salah satu siswa yang duduk di belakang. Setelah mengambil beberapa foto, kamu pun berpamitan dan turun dari bus.
Sampai jumpa, Mataram! (cam&dnp)
berikut beberapa fotonya:
Dari Mataram Ke Surabaya
6:28 AM |
Label:
Seputar Libels
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment