Pertomax, sebutan untuk anak teater dari SMA Negeri 17, mengusung tema "Dhemit". Dengan make-up sedemikian rupa, wajah siswi-siswi SMA Negeri 17 itu berubah menjadi setan-setan cantik.
Drama yang bercerita tentang kehidupan 2 alam tersebut mampu mengundang tawa dari penonton yang hadir. Seperti biasanya, sebuah cerita yang baik haruslah mengandung pesan moral tersendiri. Para dhemit-dhemit ini mencoba memberi pesan kepada para makhluk dunia kasar atau manusia supaya lebih menjaga alam. Karena, menurut para dhemit, manusia hanyalah sekumpulan orang yang bisa merusak alam.
Annisa, yang sudah melatih anak-anak petromax selama kurang lebih satu tahun itu berkata bahwa ini adalah pentas pertama yang dia handle. Dengan pemain yang seluruhnya perempuan, Annisa mengambil naskah yang sekiranya bisa diaplikasikan untuk perempuan. Proses reading yang dilakukan ketika bulan puasa dan latihan pun terganti sudah dengan berhasilnya drama Dhemit itu. "Kegiatan seperti ini bagus untuk menyalurkan apresiasi dan juga bakat siswa-siswi SMA di Surabaya sekaligus menambah rasa kekeluargaan" jawab Annisa kekita ditanya mengenai pendapatnya tentang kegiatan Gelinding Karya 2012. (Hans)
Berikut beberapa foto dari scene "Dhemit" :
 |
| Kunthi |
 |
| Bu Rajek dan sesepuh desa |
 |
| Kunthi dan Genderuwo |
 |
| Lurahe dan kawan-kawan |
0 komentar:
Post a Comment