"Za, sebenarnya pake kerudung itu apa enaknya? Kan kamu nggak bisa
mengkreasikan mode rambut trend sekarang?"
"Shasa, aku memakai kerudung dari hati dan atas dasar perintah
Allah bahwa setiap muslimah diwajibkan untuk menutup auratnya"
KERUDUNG TERAKHIRKU
Lembayung telah melambaikan keelokannya pada sang fajar, burung pun
telah bermigrasi dengan membentuk formasi masing-masing, lautan pun telah
kembali pada empunya.
Lepas dari kedamaian itu semua, di tengah kota Surabaya tinggal seorang
gadis lengkap dengan adat istiadat Surabaya.
Hai, aku Aisyah Althofunnisah atau semua temanku biasa memanggilku
Shasa, aku seorang gadis metropolitan yang hidup dikelilingi dengan kemewahan,
aku sangat suka dengan cheerleaders, Ayahku seorang direktur perusahaan dan
Ibuku seorang pebisnis, kedua orangtuaku sering keluar kota untuk kepentingan
pekerjaan mereka, tapi aku nggak sendiri aku masih punya seorang pembantu dan
kakak laki-lakiku, namaya Jimmy Tjandra yang biasa dipanggil Candra.
Kakakku
mahasiswa disebuah Universitas swasta yang menurut orang-orang adalah
Universitas para orang yang berbudget, tapi itu semua bukan suatu alasan kakaku
untuk mendongak ke atas. Itu adalah salah satu sifat kakaku yang paling aku
sukai tapi juga paling sulit buat aku tiru, hehe ...
Pagi hari ini aku jalani seperti pagi-pagi sebelumnya, mobil mersiku
beserta dengan tas kesayanganku yang nggak pernah bisa aku tinggalin.
Pemandangan tiap pagi pun nggak berubah, setiap aku berjalan di koridor entah
mengapa semua mata memandang ke arahku tapi aku nggak pernah memerhatikanya
malah kadang aku jadi takut.
"Haaaaaii Shaa", sapa Grace sahabat dekatnya.
"Oh, haai Grace", balas Shasa sinis.
"Eh bytheway, gimana tuh sama pemotretanmu kemaren, asik nggak
?"
"Ah biasa aja kok Grace nggak ada yang interesting, fotografernya
juga wajah-wajah pasaran", sahut Shasa dengan wajah sensi.
"Kamu kenapa sih jawabnya kok BT banget?"
"Engga, aku cuma BT aja sama kak Candra, tapi udah nggak usah
dibahas lagi deh"
*kriiiiiingggkringg*
"Haha okedeh, ayo masuk kelas."
Sewaktu di kelas aku paling sebel sama Grace setiap pelajaran tak
henti-hentinya mengusili rambutku, kalo lagi ngusilin selalu aja dia bilang
kalo dia sangat suka sama rambutku yang panjang dan mengkilat, hehehe...
Hari ini jam pertama adalah jam favoritku bersama Bu Martha yang sedang
asik dengan biologinya yang ngebahas tentang sub bab pewarisan sifat dan sub bab
ini adalah bab favoritku... tiba-tiba Pak Zamroni guru matematikaku datang
menyela pelajaran dengan membawa seorang gadis cantik berjilbab dibalik pintu
dan ternyata dia adalah siswi baru. Pak Zamroni pun menyuruhnya memperkenalakan
diri.
"Permisi bu, ini ada siswi baru."
"Oh iya pak sillahkan untuk memperkenalkan diri."
"Baik, Asslamualaikum saya Izza Nanditha pindahan dari SMP
Al-Ikhsan Bandung, terimakasih."
"Izza, silahkan kamu duduk di sebelah Shasa ya."
"Baik bu."
Dan lagi, sebenarnya aku nggak mau ada yang duduk di sebelahku meskipun
itu sahabatku tapi mau gimana lagi. Dan mulai dari saat kali pertama aku
bertemu dengan Izza, pola hidupku sedikit demi sedikit berubah, aku pun lebih
sering menghabiskan waktuku bersama Izza. Tapi sesekali aku mengajak Izza buat
ngelihat aku latihan cheers. Aku sangat suka dengan ekskul ini, selain melatih
ketangkasan aku pun juga bisa berlatih dance. Izza sepertinya takjub dengan
atraksiku sebagai flyer tapi sayangnya aku nggak bisa ngajak Izza untuk
bergabung soalnya dia berjilbab, pada waktu istirahat aku lagi asik ngobrol
tiba-tiba ada bola basket nyasar mengenai kepalaku dan memantul dua kali sontak
aku kaget dan marah besar.
"Aduh.. Kalian itu bisa main basket apa nggak
sih? Nge-shoot aja nggak becus!"
"Udah udah Sha mereka kan ngak sengaja", bujukan Izza yang
menenangkanku tapi beberapa menit kemudian aku tersungkur ke tanah tak berdaya. Semua temanku terkejut akhirnya mereka membawaku ke UKS. Semenjak kejadian
itu aku sering sakit kepala disertai mimisan, aku nggak tahu aku sakit apa tapi
jelasnya mimisanku itu rasanya sakit sekali, hingga akhirnya aku sudah nggak
kuat menopang tubuhku yang berakibat aku nggak bisa sekolah lagi untuk
sementara waktu. Waktuku kini lebih banyak aku habiskan untuk menulis dan
menulis. Ada kalanya aku bosan dengan suasana rumah aku pun juga butuh sebuah
inspirasi untuk menulis akhirnya aku memohon ke kak Candra untuk mengantarku
keluar.
"Kak, Shasa boleh minta tolong nggak, sekali ini aja kak"
"Boleeh, mau minta tolong apa adik kakak tersayang?"
"Ih apaan kakak ini -_- enggak, Shasa bosen kak di rumah terus
Shasa pengen keluar Shasa juga kangen sama Izza. Jadi anterin aku keluar sama
Izza ya kak"
"Ohhh, oke bos kecil", canda kakakku sambil mengusap
rambutku. Lalu kakakku mengantarku ke rumah Izza, karena hari Minggu, aku
benar-benar takut Izza traveling sama keluarganya tapi hati kecilku benar-benar
ingin bertemu sama Izza. Perjalanan ke rumah Izza sangat cepat karena aku
keasikan ngobrol sama kak Candra.
"Assalamualaikum Izzaaa... Iiizaa "
"Iyaaa, sebentar sabar sabar", dan ternyata yang merespon
panggilanku adalah Izza sendiri, dia terlihat sangat kaget melihat aku berdiri
di depan pintu rumah. Kami pun saling melepas rindu karena sudah hampir satu
bulan aku nggak ketemu sama sekali sama Izza.
"Ya Allaaaah Shasa, apa kabarmu? Udah sehat? Aku kangen sama
kamu."
"Hehe aku Alhamdulilah baik banget, aku nggak sakit kok Za, aku
cuma capek dan efeknya ya gini sering mimisan hehehe"
"Cepet masuk sekolah lo Sha, anak-anak kangen sama kamu"
"Gampaang deh, ngomong-ngomong mau nggak nemenin aku ke taman Za?
Nemenin aku nulis gitu?"
"Eh kebetulan banget aku juga bosen di rumah, ayoooo deh"
Aku ngobrol banyak sama Izza tentang pengalaman kami masing-masing dan
tentang Bu Martha, guru favorit kami berdua. Aku sangat kagum dengan Izza yang
memakai kerudung, aku penasaran atas dasar apa dia memakai kerudung padahal di
sekolahku anak yang memakai kerudung bisa dihitung dengan jari.
"Za, sebenarnya pake kerudung itu apa enaknya? Kan kamu nggak bisa
mengkreasikan mode rambut trend sekarang?", dengan senyum kecil Izza hanya
menjawab, "Shasa, aku memakai kerudung dari hati dan atas dasar perintah
Allah bahwa setiap muslimah diwajibkan untuk menutup auratnya", mendengar
jawaban Izza aku terdiam untuk beberapa saat sambil memandangi tulisaku yang
sebenarnya menceritakan tentang Izza, sempat terbersit dipikiranku kalo ini
adalah pertemuan terakhir aku sama Izza, aku tak sadar ada tetesan yang
membasahi keyboard laptop dan tanganku ternyata itu adalah darah segar yang
mengucur terus-menerus dari hidungku.
'Tuhan, apalagi ini, kali ini sakit
yang aku rasakan nggak seperti biasanya sakit ini sangat hebat, aku sudah nggak
bisa menahan sakit kepala ini dan tetes demi tetes darah yang keluar dari
hidungku', pada akhirnya aku pingsan dipangkuan Izza. Dia sangat panik dan
akhirnya menelpon kak Candra agar membawaku ke rumah sakit, dan kak Candra pada
akhirnya memberitahu orang tuaku yang berada di luar kota. Aku senang karena
dibalk kesedihanku ada hikmahnya semua keluargaku berkumpul di sampingku.
"Putri kesayangan mama,
kamu kenapa nak? Kamu kenapa bisa tidur disini? Ayo bangun nak mama sudah
datang, katanya kangen sama mama?" perkataan mamanya sama sekali nggak ada
respon dari Shasa, yang terdengar hanya suara alat pendeteksi detak jantung.
"Shasaaaaaaaaaaaaa...
Kamu kenapa Sha kenapa ayo bangun aku kengen bercanda sama kamu aku maafin kamu
Sha aku maafin.. Ayo bangun ya Shaa, aku bawain nasi goreng pak Abdul kesukaan
kamu juga loh. Aku bener-bener nyesel Sha maaf", semenjak Izza datang,
Shasa memang jarang bersama Grace dan itu membuat Grace cemburu akhirnya
terjadi konflik kecil diantara mereka berdua.
Ternyata usaha mereka untuk
membangunkan Shasa nggak sia-sia ada sedikit pergerakan tangan yang dilakukan
Shasa dan dia hanya mau bertemu dengan mamanya.
"Ma....?"
"Alhamdulillah kamu
siuman sayang mama kangen sama kamu. Kenapa sayang? Kamu mau ngomong apa ayo
bilang sama Mama nanti Mama turutin, apapun"
"Ma... Shasa cuma mau
minta tolong. Tolong tuntun Shasa ngucapin kalimat syahadat ya ma, tolong
pakaikan aku kerudung juga ya, Shasa mohon", kalimat ini terucap sangat
terbata-bata karena Shasa susah sekali berbiara dengan keadaan yang benar-benar
lemah.
Akhirnya Mamanya menyuruh
semua anggota keluarga termasuk sahabatnya untuk masuk ke dalam ruangan, Mamanya
pun menuntunnya untuk mengucapkan kalimat syahadat sembari memakaikan kerudung,
seiring dengan usai pemakaian kerudung, berakhir pula nafas Shasa berhembus.
"Anakku kamu cantik
nak memakai kerudung ini, ayoo nak bangun sebentar lihatlah betapa cantiknya
kamu"
Sontak tangisan pecah, seisi
ruangan tak bisa menahan rasa kehilangan yang begitu besar. Orang yang selama
ini mereka anggap kuat dan ceria kini sudah meninggalkan mereka untuk
selamanya.
oOo
Aku Anna Athofunnisah, aku
sebelumnya nggak tahu sebenarnya penyakit apa yang aku derita ternyata aku
menderita kanker Empissi stadium 4, kanker ini tergolong langka sekali dan
kanker ini menyerang pada bagian rongga hidung yang menyebabkan aku sering
pusing dan mimisan.
(Sifa Anwar)
0 komentar:
Post a Comment